Gema Ideologi Kuno
Demokrasi (Pixabay.com)
Apakah demokrasi sepenuhnya luhur seperti yang kita kira?
Buku Melissa Lane yang bertajuk Greek and Roman Political Ideas adalah sarana untuk introspeksi dan mempertanyakan pendirian kita.
Namun, Melissa menolak memberikan jawaban apa pun. Malah, ia memberi ruang yang cukup agar pembaca dapat mengembangkan pemikiran sendiri selama perjalanan dari sampul depan sampai sampul belakang.
Melissa, professor ilmu politik di Princeton University, memaparkan asal-muasal ideologi politik modern dan bagaimana ide-ide itu berubah bentuk seiring waktu berjalan.
Keadilan, konstitusi, demokrasi, keluhuran, kewarganegaraan, kosmopolitan, republik dan kedaulatan adalah delapan ide yang penulis pilih.
Menurut dia ide tersebut “dapat digunakan untuk menerangi aspek utama dari pemikiran kuno, sekaligus juga menjelaskan bentuk modern dari pemikiran tersebut.”
Buku filsafat ini berisikan gagasan pemikir-pemikir kuno yang menyumbang konsep politik yang kita mengerti sekarang.
Pujangga Hesiod, tokoh jajaran pemikir unggul pada zamannya, mendalilkan ‘keadilan’ dan tanpa keadilan, “manusia bak bulbul yang ditangkap elang seperti terdeskripsikan dalam fabel Hesiod. ‘Jika aku inginkan, maka aku akan menyantapmu, atau melepaskanmu,’ kata elang kepada korban tak beruntung yang ada di cengkeramannya.’”
Konsep demokrasi juga diperkenalkan kepada pembaca bukan sebagai ideologi tak bernoda. Melissa mempertemukan pembaca dengan Socrates, filsuf yunani utama era klasik, yang berpendapat bahwa keputusan konsensus bukanlah segalanya:
“Menurutku untuk menentukan sesuatu dengan benar maka harus ditentukan berdasarkan pengetahuan, bukan keputusan mayoritas.”
Socrates memprotes demokrat Atena yang tujuan utamanya adalah hanya mengejar kelangsungan hidup, kekayaan dan kekuatan. Sedang menurut martir keutamaan itu tugas dari pejabat adalah memimpin masyarakat dalam perjalanan menuju ilmu pengetahuan dan keluhuran pribadi.
Berkaitan
Political Ideas mendorong pembaca untuk menganalisis hubungan demokrasi kuno dan modern. Jika setuju dengan sang profesor, maka demokrasi kita tidak terlalu berbeda dengan peradaban kuno:
“Kita luput menyadari kesamaan penting yang menghubungkan antara demokrasi kuno dengan demokrasi modern jika fokus pada perbedaan yang berlebihan.”
Pada jilid ini, penulis menantang prasangka proses pembuatan kebijakan kuno; pemilihan pejabat publik melalui lotere; dan tidak adanya liberalisme pada zaman kejayaan Yunani yang dikatakan adalah unsur pembeda utama.
Melissa menulis mengenai lotere: “Mereka [negeri Yunani] tidak mengizinkan proses undian untuk mengalahkan upaya menjaga keutamaan kehidupan sipil; sebaliknya mereka memeriksa dengan teliti [kandidat pejabat] demi memastikan penyelewengan tidak terjadi.”
Hal tersebut persis yang dilakukan masyarakat modern dalam memilih wakil public agar asa kolektif dijaga dan dipenuhi.
Pertanyaan lainnya pun muncul: Jika kita serupa, apa kita memiliki kelemahan yang dipunyai demokrasi zaman dahulu?
Kaya
Lebih dari sebuah wadah untuk menuang konsep klasik, Political Ideas menuntun pembaca menjelajah peristiwa genting di Yunani dan Roma.
Perang Yunani-Persia; perang sipil Peloponnesia; serta pengadilan dan kematian filsuf bijak Socrates mengucurkan pengajaran dan ilmu yang menjadi fondasi pemahaman kita.
Jilid singkat tidak berartikan bobot ringan. Setiap halaman dibanjiri dengan tokoh, kejadian dan ide yang, jika dibaca secara terpisah, dapat memberikan pengetahuan yang berharga.
Harus disadari oleh pembaca bahwa tidak ada buku yang independen dari opini sang penulis. Tugas kaum penasaran adalah menyelidiki apa yang ingin disampaikan Melissa Lane dalam buku terbitan Pelican ini.
Kita tidak usah setuju dengan pemikirannya. Dengan kita mencela dan berkomentar terhadap pemikiran kuno, sang penulis telah memaksa kita untuk berpikir seribu kali mengenai hal yang selama ini kita percayai.
Dengan membaca Greek and Roman Political Ideas, pengetahuan dan kepercayaan pembaca akan ditantang. Namun dalam proses itu pembaca akan dihadiahkan kejernihan berpikir; sembari merasakan resonansi demokrasi kuno di kehidupan madani kini.
Resensi Buku
Ditulis oleh Joseph Edwin